Senin, 08 Oktober 2012

Ayah, Aku Pamit


Hari itu hujan turun dengan derasnya
Seakan ikut merasakan kesedihanku
Sedih untuk meninggalkanmu lagi
Di sana..
Di tempat terindah kita
Tempat yang penuh kenangan
Untukku dan juga untukmu

Hari itu…
Ku langkahkan kakiku ke rumahmu
Rumah peristirahatan terakhirmu
Dibawah guyuran hujan
Aku berdoa untukmu sembari berpamitan

Ayah… Aku pamit
Waktuku talah habis di sini
Ayah… aku harus kembali
Kembali untuk menjemput impianku
Dan juga impianmu

Ayah… maaf
Aku tak bisa bersamamu di sini…

Ayah…
Doakan aku, agar aku bisa menggapai impianku
Yang akan ku persembahkan seutuhnya untukmu dan orang tercintamu “ibu”
Ayah… aku pamit
Tapi, ayah jangan khawatir!
Suatu saatnanti aku akan kembali
Ke sini.. ke tempat ini
Untuk menyapamu kembali
Dan membawa impian yang tlah ku gapai
Yang ku persembahkan untukmu (amin)…

Senin, 24 September 2012

LIKE THIS

sunset at my lovely town "Nabire"


kayaknya ini foto terbagus yg saya pernah hasilkan selama punya kamera (menurut mata awam saya). ndak tau kenapa tapi saya suka sekai foto ini. foto yang saya ambil dari dalam mobil ini terasa begitu istimewa. mungkin karena tempatnya yang bersebelahan dengan rumah peristirahatan terakhir alm. bapak jadi kalau lihat foto ini serasa ada di sana lebih dekat di samping bapak. atau mungkin juga karena gambar sunset ini saya dapat di kota tempatku dibesarkan dan setelah 4 tahun pindah akhirnya saya bisa kembali ke sana seakan alampun menyambut kedatanganku (GR).
tapi apapun alasannya, saya tetap suka dengan foto ini. itu saja.

BERTEMAN MAUT


Aku shock, pandanganku seketika berubah gelap, tubuhku bagai kapas yang terombang-ambing tertiup angin. Dunia bagai runtuh, hujan deras seketika turun dari sudut mataku. Ingin rasanya aku berlari sejauh mungkin untuk bisa meninggalkan dunia ini. Aku tak sanggup menjalani hidupku selanjutnya. Aku tak bisa membayangkan bagaimana hidupku kedepan. Aku tak sanggup menanggung dosa yang di buat kedua orang tuaku.
Mamaku kaget ketika melihatku duduk di sudut ruang tamu dengan selembar kertas kucel ditanganku sambil terisak. “ini semua karena mama dan papa, kalian jahat!!” aku menyalahkan mama yang hanya bisa bingung melihatku. “sayang… kamu kenapa??? Apa yang terjadi???” dengan nada panik mama mendekatiku. “jangan sentuh aku!! Aku benci kalian. Kalian telah menghancurkan masa depanku. Aarrrggghhhh….. aku benci kalian.” Aku semakin histeris dan melempar secarik kertas yang sedari tadi ku genggam dengan erat. “Tuh lihat!!! Huhuhuhuuhu….”
Mama berjalan mendekati kertas yang ku lempar. Perlahan ia menggapai kertas itu lalu sejenak membacanya. Air matanya seketika membasahi wajahn cantiknya. Ia terduduk seketika, sepertinya kakinya tidak dapat menopang badannya lagi. “maafkan mama sayang!!! Ini semua memang salah mama.. maafkan mama” mamaku tak bisa membendung derasnya air mata yang tumpah dari matanya. Ia mulai mendekatiku, berusaha untuk memelukku namun aku menghindar. “jangan sentuh aku!!! Aku ndak sudi di sentuh wanita yang telah membuat masa depanku hancur.” Aku berlari menuju kamar meninggalkan mamaku yang masih menagis.
aku rebahkan badan di atas tempat tidur. Diluar hujan deras seakan ikut menangis bersamaku. Air mataku tak terasa kembali membasahi pipiku saat aku membayangkan jika teman-temanku tahu apa yang ku alami, pasti tak ada seorangpun yang mau berteman denganku. Aku kembali terisak, rasanya tak sanggup membayangkan semua ini.
Sejak kejadian itu, aku mengurung diri di kamar, tak pernah ke kampus. Setiap hari dengan suara lembutnya mama dengan setia mengetuk pintu kamarku. “Maya… maafkan mama sayang!! Pleaseee… jangan siksa mama begini! Mama tau ini berat buat kamu tapi mama yakin maya pasti bisa hadapi semuanya. Maya kan anak mama yang kuat.” Suara mama terdengar makin serak. “Maya… nih mama buatin nasi goreng sea food kesukaan Maya.. buka pintunya dong sayang!!! Udah dua hari kamu ndak keluar, ndak makan, entar kamu sakit sayang.” “apa peduli mama??? bukannya itu yang mama mau??.” “sayang… maafkan mama!!! memang mama bukan mama yang baik buat Maya.” Langkah kaki mama terdengar semakin samar. Mama menyerah membujukku.
Hari-hari ku lalui dengan meratapi penyakit biadab itu. hingga suatu malam, saat ku mengadu kepada Sang Pemberi Petunjuk, aku seperti mendapat ilham. Sepertinya Allah memutar kembali semua kasih sayang yang telah mama berikan kepadaku. Sebagai single parent ia telah membanting tulang untuk bisa membahagiakanku. Aku tidak bisa menyalahkannya sebab iapun tertular penyakit biadab itu dari bajingan yang tidak bertanggung jawab. Ia telah menularkan virus biadab itu ke dalam tubuh mama yang tak tahu apa-apa hingga akhirnya akupun mendapat imbasnya.
Laki-laki itu adalah laki-laki biadab yang mengumbar cinta kepada mama yang polos. Setelah mama luluh ia menularkan virus biadab itu kepada mama lalu pergi entah kemana meninggalkan mama bersama aku yang masih berada di kandungan.
Keesokan harinya aku bergegas ke kamar mama. aku mendekati mama yang masih terlelap di tempat tidurnya. Aku melihat keteduhan di wajahnya. Air mataku tiba-tiba jatuh kembali. Aku memeluknya sambil menangis. “mama… maafin Maya. Selama ini maya udah buat mama sedih. Maafin Maya ma!!!.” Mama membalas pelukanku, kami berdua tenggelam dalam lautan air mata. “mama juga minta maaf sayang!!! Semua ini karena mama, kamupun harus menanggung akibatnya.”
Mulai saat itu. aku dan mama tidak pernah lagi menyalahkan siapapun atas virus yang telah hidup di tubuh kami. Kami berdua berjanji untuk selalu ikhlas menerima semua yang Allah berikan kepada kami. “mungkin virus ini membuat kita makin dekat kepada Allah” mama membuka suara saat kami berdua sedang tiduran di hamparan rumput sambil menikmati bintang yang bertaburan di awan. “iya mah…. Allah punya rencana yang indah atas semua ini.” Kami berdua saling berpelukan sambil menikmati indahnya malam bersama bintang-bintang di atas sana.
Malam itu aku berjanji kepada mama, bahwa aku akan menjadi anak mama yang bisa di banggakan walau dengan virus HIV di tubuhku tapi itu tidak akan menjadi halangan untukku mengejar cita-citaku namun itu menjadi pemacu untuk menggapai impianku sebelum virus itu membawaku menghadap sang Khaliq.
Cita-citaku satu persatu mulai menjadi kenyataan. Setelah empat tahun kuliah akhirnya aku mendapat gelar sarjana kedokteran di salah satu universitas ternama. Namun kebahagiaanku tak bisa ku nikmati. Orang yang ku sayang pergi meninggalkanku sehari sebelum aku memakai toga. Mama yang aku sayang, mama yang menjadi penyemangat ku, mama yang menjadi teman hidupku kini harus pergi meninggalkanku.
Mama tidak bisa melihat hari paling bahagia di hidupku. Mama tidak bisa lihat aku pake toga. Saat yang paling aku tunggu-tunggu sepanjang hidupku. Aku berharap mama bisa lihat dari atas sana.
“Ma… Maya udah jadi sarjana kedokteran seperti yang mama mau. Selangkah lagi maya bakal jadi dokter. Ma… Maya janji.. kalau Maya udah jadi dokter, Maya bakal cari obat buat virus HIV. Maya bakal bantu orang-orang kayak kita ma… mama doain Maya terus ya ma… Maya sayang mama.” aku duduk besimpuh di samping nisan mama yang masih basah dengan toga yang masih lengket di tubuhku.

SEKEDAR KAU TAHU

Say hallo buat kamu yang selalu di hati…
Apa kabar mu?? Baikkah??
Semoga kau selalu dalam keadaan baik-baik saja di sana…
Itu doanya untuk mu…

Taukah kau…. Kalau selama ini ada seseorang yang selalu merindukan keberadaanmu???
Pasti tidak kan???
Itu semua karena dia merindu dalam diam…
Bahkan mendambapun dalam diam…

Kamu tau…
Di dunia nyata dia selalu memperhatikanmu dari jauh…
Menatapmu sembunyi-sembunyi…
Tak ada kata yang bisa terucap saat kau di dekatnya…
Bibirnya seakan dilumuri lem perekat yang sangat kuat…

beda dunia, beda cerita…
Di dunia maya adalah saatnya beraksi…
Mengawasimu, menatap fotomu, menunggu status-status barumu…
Karena baginya dunia maya adalah jarak terdekat untuknya bisa mengagumi keindahanmu…
Mengetahui semua tentang dirimu yang tak mungkin dia dapat di dunia nyata…


Waktunya di habiskan untuk memandangi layar laptop…
Berharap kau hadir melalui status-status barumu…
Atau sekedar duduk manis di deretan list chatnya…
Saat kalian bertemu di dunia maya…
Ia mulai tebar pesona…
Status-status mulai terbit, berharap kau membacanya…
Lalu memberi comment atau sekedar me-likenya…
atau mungkin saling menyapa melalui chat…

Namun jauh panggang dari api…
Sinyal-sinyal yang ditujukan kepadamu…
Tak pernah kau tanggapi…
Kau terlalu sibuk dengan dunia cybermu sendiri…
Hingga hadirnya pun tak pernah kau sadari…

Kecewa…
Itu yang ia rasakan…
Dunia maya yang tadinya menjadi harapan…
Harapan terakhir bisa dekat denganmu…
Ternyata tinggal angan…
Semua hanya pajangan semata…
Semua hanya sebagai simbol…
Penanda bahwa kita pernah saling mengenal…
Itu saja tak lebih…

JOGJAKARTA


Berawal dari cari tugas pengertian public speaking saya tiba-tiba terdambar ke satu blog yang isinya itu diceritakan dengan bahasa yang ringan sampai-sampai saya tidak jadi cari tugas dan membaca tulisan-tulisan yang ada di bog itu. ndak tau sudah berapa artikel yang saya baca dan ada satu tulisan yang bikin saya senyum-senyum sendiri bacanya. Bukan karena ceritanya lucu, tapi karena di tulisan itu penulisnya cerita tentang lagu kesukaanya yaitu Jogjakarta yang dinyanyikan Kla Project. Katanya dia suka lagu itu karena setiap dengar lagu itu jadi ingat si ayangknya yang tinggal di jogja.. jreng.. jreng..
 ini lirik lagunya..
Pulang ke kotamu, ada setangkup haru dalam rindu
Masih seperti dulu
Tiap sudut menyapaku bersahabat penuh selaksa makna
Terhanyut aku akan nostalgi saat kita sering luangkan waktu
Nikmati bersama suasana Jogja
Di persimpangan, langkahku terhenti
Ramai kaki lima menjajakan sajian khas berselera
Orang duduk bersila
Musisi jalanan mulai beraksi seiring laraku kehilanganmu
Merintih sendiri, di tengah deru kotamu
(Walau kini kau t’lah tiada tak kembali) Oh…
(Namun kotamu hadirkan senyummu abadi)
(Izinkanlah aku untuk s’lalu pulang lagi)
(Bila hati mulai sepi tanpa terobati) Oh… Tak terobati
Musisi jalanan mulai beraksi, oh…
Merintih sendiri, di tengah deru, hey…
Walau kini kau t’lah tiada tak kembali
Namun kotamu hadirkan senyummu abadi
Izinkanlah aku untuk s’lalu pulang lagi
(untuk s’lalu pulang lagi)
Bila hati mulai sepi tanpa terobati, oh…
(Walau kini kau t’lah tiada tak kembali)
Tak kembali…
(Namun kotamu hadirkan senyummu abadi)
Namun kotamu hadirkan senyummu yang, yang abadi
(Izinkanlah aku untuk s’lalu pulang lagi)
Izinkanlah untuk s’lalu, selalu pulang lagi
(Bila hati mulai sepi tanpa terobati)
Bila hati mulai sepi tanpa terobati
Walau kini engkau telah tiada (tak kembali) tak kembali
Namun kotamu hadirkan senyummu (abadi)
Senyummu abadi, abadi…


Trus apa hubungannya dengan saya???
Ada dong.. karena baca tulisan itu, saya jadi ingat waktu jalan-jalan ke jogja yang sungguh sangat sesuatu dan penuh perjuangan namun semua terbayar dengan bersenang-senang selama 3 hari di sana. Tidak seperti Jakarta yang tidak bersahabat, di Jogja saya bersama pasukan (jay, tiwi, rya n rahma) menghabiskan sisa liburan dan juga sisa kepeng di atm (songong) yang sudah duluan terkuras untuk study tour di Jakarta. Di temani my best friend “Ratna” beserta 3 temanya dan juga Zulfan, kami berkeliling kota jogja. Beginini ceritanya…
Berawal dari rencana study tour, saya dan pasukan akhirnya bikin rencana jalan-jalan ke Jogja. Ndak tau kenapa Jogja jadi pilihan kami, mungkin karena Jogja yang dekat dari Jakarta (padahal tidak juga) dan berhubung saya pengen sekali ketemu my best friend yang sudah 4 tahun tidak pernah ketemu.
Singkat cerita, setelah seminggu bersusah-susah di Jakarta (betul kata pepatah “bersusah-susah dahulu, bersenang-senang belakangan) malam harinnya kami (tepatnya si dardon) cari tiket kereta ke jogja dan ternyata tadaaaaa…. Tiketnya habis boooo…. Gila g’ tu??? Mana besok harus keluar dari rumah itu lg. di saat seperti inilah di butuhkan relasi, dan untungnya yayu banyak relasinya ya (songong lagi). sekitar jam 10 atau jam 11 (lupa tepatnya) saya nelpon om ku (om Dahlan) yang di depok buat mintol carikan tiket bis ke jogja untuk besok. Yahh.. akhirnya setelah mencari-cari dengan susah payah akhirnya om Dahlan bisa dapat tiket untuk kami ke jogja (huufffttt.. legaaaa) *makasih om J*
Keesokan harinya kami di jemput untuk ke Depok ngunjungin rumah om dahlah dan juga sekalian berangkat ke jogja (karena bisnya di depok) *lirik jay, tiwi, icha, rahma n rya yang ndak pake acara mandi* hahahaha…
Setelah sampai di Depok kita di suguhi makanan oleh sang tuan rumah. Dasar “balala” setelah di tawari makan kami makan dengan lahap lalu yang belum mandi ya mandi dan kami siap melanjutkan perjalanan ke Jogja.
Di temani si “HANDOYO” yang AC-nya antara ada dan tiada kami meluncur ke Jogja *Jogja We’re coming*. Setelah bertepat-tepar selama berjam-jam di atas HANDOYO kamipun akhirnya sampai di Jogja. Tapi tidak sampai di situ, si HANDOYO yang rencananya turunin kami di terminal giliwangan malah turunin kami di terminal Jombor *jrengg… jrengg* “puyeng g’ tuch????”. Mana tadi si Ratna SMS katanya ndak bisa jemput lagi (mampus kan), tapi untungnya ada temannya si Icha yang jemput (bukan saya n pasukan, Cuma Icha). Tp setidaknya ada orang yg tau Jogja gitu yg bisa jd tempat bertanya. Setelah melalui perdebatan panjang di antara kami dan tawar menawar dengan mobil akhirnya kami sampai di penginapan. Setelah cekin kami merebahkan badan *hahh.. akhirnya sampai juga di Jogja*.
Tidak lama berselang si Zulfan datang dan kami (tanpa pasukan) sekedar bernostalgila masa-masa SMP. Karena si Ratna belum datang-datang, padahal kami sdh cerita lama akhirnya Zulfan pamit pulang. Tidak lama setelah  Zulfan pulang Ratna Datang *taaaarrrraaaaa* akhirnya setelah 4 tahun kita bisa ketemu lagi. kami tak sempat bercerita banyak karena perjalanan liburan kami akan segera di mulai. Saya dan Ratna harus pergi ambil mobil (bukan di antara kami ber-2 yg bawa ya) di kost temannya Ratna.
Setelah ada mobil, perjalanan pertama kita adalah ke PARIS ( Pantai Parangtritis).  Di sana kita habiskan hanya untuk berfoto-foto (dasar gifo). Setelah beberapa jam di “PARIS”  dan haripun sudah mulai gelap kami lanjutkan perjalanan ke alun-alun selatan. Di sana kami mencoba jalan melewati pohon kembar (seru bo..) dan tidak ketinggalan ngeksis *tetep*. Setelah puas main dan gifo kami (saya, Ratna n Zulfan) lanjut bernostalgila (kangen). Sampai lumayan malam kami akhirnya pulang kembali ke penginapan.
Keesokan harinya masih ditemani ratna beserta temnannya dan juga Zulfan, perjalanan kami lanjutkan kembali. Hari ini jadwalnya kami ke Borobudur. Sampai di sana tak ada lain dan tak bukan kami ngeksis lagi (kayaknya habis itu gaya). Kami d borobudur sampai siang kemudian kami lanjut ke Malioboro. Di Malioboro Kami keliling-keliling sambil tak lupa berbelanja dan juga tetap gifo ya (walau pake kamera orang) hanya di temani Zulfan karena Ratna ada urusan. Tidak rasa hari sudah gelap tapi kami belum rela pulang. Walau sisa saya, jay n tiwi di temani Zulfan (rahma n rya pulang mi) kami jalan ke kilometer nol. Di sana kami sekedar duduk dan lagi-lagi ngeksis. Namun ada yang menarik di sini. Saat kami lagi duduk-duduk, datang tukang tato keliling menawarkan jasa tato yang membuat jay n tiwi tertarik dan akhirnya menato tangan mereka (ababil mentong). Setelah puas bertato-tato ria dan kamipun pulang setelah mengisi perut.
Masih ada satu hari kami di Jogja dan hari itu kami habiskan lagi-lagi ke malioboro tapi kali ini ditemani Ratna. Keesokan harinya adalah hari terberat (lebay) karena kami harus meninggalkan Jogja *bye jogja.. Bye Ratna*. Kamipun ke terminal ditemani Ratna n Zulfan lagi (baik memang kalian berdua). Selama sekitar 2 jam menunggu, si KRAMADJATI akhirnya datang juga. Kami berpamitan ke 2 sejoli yang setia jd tour gaide buat kami selama di Jogja. Saya berpelukan dengan Ratna, rasanya tiga hari untuk menebus 4 tahun belum cukup. tapi apa boleh di kata, kita harus berpisah demi masa depan yang cerah *amin* tapi pasti suatu saat kita bakal ketemu lagi kok, tenang sj.
Akhirnya perjalanan kami di Jogja selesai dan kami pulang membawa kenangan-kenangan indah yang tak terlupakan. Dan satu, suatu saat (entah kapan) saya bakal kembali ke sana lagi, amin.
Makasih ya Ratna… makasih ya Zulfan… makasih ya temanya Ratna (lupa nama)… tanpa kalian mungkin kami tidak akan bisa bersenang-senang di Jogja.

Kamis, 13 September 2012

Nostalgila Surprise Terkrik


                                                             
tiup lilin :)
Di pertambahan usiaku yang ke 20 tahun (kepala dua ma ternyata) di tanggal 5 mei lalu, saya di kasih kejutan oleh teman-temanku. Si mbak batak galau “jayanti”, cewek toraja “pratiwi”, nona ambon “Yuniar”, perempuan rempong pinrang “rahma”, dan si wanita sensi “rya” hampir kelupaan si mace papua “jack”. Kejutan itu berawal dari janjiku untuk mentraktir mereka karaoke untuk merayakan kalau saya sudah tambah tua.
Ceritanya begini. Hari itu senin 7 mei 2012, kita berencana lanjut karokean setelah pulang kuliah. Pas sudah pulang kuliah, ternyata si mbak batak “jayanti” yang menjabat sebagai sekertaris acara pelatihan kepenulisan Baruga harus menyelesaikan persuratan di hari itu juga, jadi mau tidak mau akhirnya kita bagi tugas. saya temani si mbak batak urus persuratan (karena kekurangan motor), si rahma bersama pratiwi   dan rya bersama yuniar pergi duluan ceklok ceritanya.
Setelah beberapa waktu lamanya, tiba-tiba ada teleponnya mbak yuniar “yayu.. ndak buka ki inul karena waisak”, “cari  tempat lain pale” saya jawab, “ok.. saya pergi cek dulu nah”, “yoi bu” jawabku lagi.  tidak lama kemudian hpku bunyi lagi, yuniar again.. “yayu ndak ada yang buka tempat karoke”, “ya sudah kalo begitu besok-besok pi” kataku lagi. akhirnya saya kasih tau tiwi, rahma n rya kalo hari itu ndak jadi karokean dan mereka mengiyakannya.
Setelah selesai urusannya si jayanti, kami berdua pun pulang ke kost masing-masing. Saat saya baru saja masuk kamar, hpku bedering lagi dan ternyata dari si pratiwi. “yayu di mana???”, “di kost lah, knp???” jawabku, “ndak ji Tanya saja, sdh mi pale” balas si pratiwi. Tidak ada rasa curiga di situ. Setelah menerima teleponnya pratiwi saya mandi. Selesai mandi, pas lagi nonton saya dengar suaranya pratiwi, jayanti n rahma panggil-panggil dari luar. Spontan saya kaget dan langsung keluar bukakan mereka pagar. Pas masuk pratiwi  langsung Tanya “yayu ada korek mu???” ternyata mereka datang mau kasih kejutan untuk saya tapi lupa beli korek (dasar pikun) dan malas kembali cari kios. Akhirnya saya sebagai objek surprise yang harus cari korek untuk kasih nyala lilin (pertama kali di dunia kayaknya ini). Tidak lama setelah si trio rempong tadi datang yuniar pun menyusul. Dengan muka capek karna keliling cari tempat karoke yang buka dia masuk dan akhirnya ritual menyalakan lilin d lanjutkan dengan potong kue dan tidak ketinggalan gifo pun dimulai. Walau sebenarnya personil kita kurang 2 orang (rya n jack) tapi itu tidak mengurangi kebahagiaan (bahagia malah karena bertambah jatah kue) karena saya tau kalian berdua tetap ada ji di hatiku (prĂȘeeet).

gifo pake kue ultahku


Begitulah cerita surprise ultahku yang sangat krik. Tapi don’t worry karena sekrik apapun surprise dari kalian itu sangat berharga bagi saya (pertama kali booo’…) hehehehe…..
Kalian memang teman-teman terbaikku….. makasih ya…. Maksih… makasihhhh….. J